Pages

Friday, November 8, 2013

MAKALAH LANDASAN AGAMA DALAM PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sekian ratus tahun telah berlalu sejak musafir pedagang muslim mulai menginjakkan kakinya di bumi nusantara, kemudian membangun komunitas islam pertama (sebagaimana terbukti adanya batu-batu nisan) sampai akhirnya membentuk pusat-pusat kekuasaanya,yang berbentuk kerajaan-kerajaan. Sekian ratus tahun sejarah itu telah dalam proses dinamika waktu. Dan islam adalah juga konsep sejarah yang terlibat.islam adalah impian para pedagang /penyebar islam, kemudian menjadi cita-cita akhirnya menjadi sebuah kenyataan dengan terbentuknya kerjaan islam. Meskipun terusik oleh hegemoni kolonialisme barat kenyataan itumakin menjadi cita-cita sehingga pecah perlawanan terhadap kolonialisme barat (belanda)yang mengusikya lalu menjadi kenyataan baru yang melahirkan cita-cita dan begitu seterusnya sampai sekarang.
Sejarah merupakan catatan yang berusaha merekonstruksi hari lampau yang harus di bahas secara cermatdan jujur untuk mendapatkan fakta sejarah yang tersembunyi. Karena dari pengalaman sejarah kita dapat bercermin dan mendapat I'tibar dalam menata dan mengatur serta memperjuangkan islam di masa kini dan mendatang.

B.       Rumusan Masalah
1.    ?
2.    Bagaimana dasar-dasar pendidikan agama islam?
3.    Apa saja peran agama dalam kehidupan manusia?

C.      Tujuan masalah
Makalah yang kami susun ini bertujuan untuk:
1.      Mengetahui dan memahami pengertian landasan agama dalam pendidikan.
2.      Mengetahui dasar-dasar pendidikan agama islam.
3.      Mengetahui apa saja peran agama dalam kehidupan manusia.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Landasan Agama Dalam Pendidikan
1.      Samudra Pasai
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan samudra pasai yang merupakan kerajaan kembar, kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Kemunculan sebagai kerajaan Islam mulai awal atau pertengahan abat ke-13 M. sebagai hasil dari proses islamisasi daerah – daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang – pedaagang muslim sejak abat ke-7, samudra pasai berdiri sejak abat ke-13 M didukung oleh adanya nisan kubur dibuat dari granit asal samudra pasai.
2.      s

B.       Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama adalah proses inkulturasi dari masyarakat untuk mewariskan nilai-nilai agama kepada generasi berikutnya agar nilai-nilai tersebut tidak hilang. Pendidikan agama yang dilaksanakan oleh masyarakat merupakan investasi jangka pendek maupun jangka panjang, yang senantiasa berproses seumur hidup. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama yang telah ditetapkan maka partisipasi dari komponen-komponen sosial sangat dibutuhkan. Keseluruhan komponen-komponen yang ada pada masyarakat (keseluruhan pranata sosial) yakni pranata ekonomi, politik, kebudayaan, teknologi, pendidikan, haruls berjalan secara seimbang dan serasi dengan yang lain serta harus saling mendukung agar tujuan dari pendidikan agama yang dilaksanakan dapat sesuai dengan yang diharapkan.
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang di sengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan agama Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan bagi semua kegiatan didalamya.
Dasar Pendidikan Agama Islam secara garis besar ada tiga yaitu: Al-qur`an, As-sunnah, dan perundangan yang berlaku di Negara kita.
1.    Al-qur`an
Secara lengkap Al-qur`an didefenisikan sebagai firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad Ibn Abdillah, melalui ruh al-Amin dengan lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah Rasulullah, dan sebagai undang-undang bagi manusia dan memberi petunjuk kepada mereka, serta menjadi sarana pendekatan dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Dan Ia terhimpun dalam sebuah mushaf, diawali dengan surat Al- fatihah dan diakhiri dengan surat al-naas, disampikan kepada kita secara mutawatir baik secara lisan maupun tulisan dari generasi kegenerasi, dan ia terpelihara dari berbagai perubahan atau pergantian, sesuai dengan firman Allah SWT.[1]
فظُوْن  إِنَّا نَحْنُ نَزًّلْنََََا الذ كْرَ وَإنَّا لَهُ لَحَا
Islam adalah agama yang membawa misi umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.
Al-Qur`an merupakan landasan paling dasar yang dijadikan acuan dasar hukum tentang Pendidikan Agama Islam. Firman Allah tentang Pendidikan Agama Islam dalam Al-qur`an Surat Al –alaq ayat 1 sampai ayat 5, yang artinya sebagai berikut :
“ Bacalah dengan  (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.  Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.  Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya.”[2]

Dari ayat-ayat tersebut diatas dapatlah di ambil kesimpulan bahwa seolah-olah Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia  (dari segumpal  darah),  selanjutnya untuk memperkokoh keyakinan dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
2.    As-sunnah.
As-sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari Nabi Muhammad SAW. yang terdiri dari ucapan, perbuatan,persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya.
Suatu hal yang sudah kita ketahui bersama bahwa Rasulullah Muhammad SAW. diutus ke bumi ini, salah satunya adalah untuk memperbaiki moral atau akhlak umat manusia, sebagaimana sabdanya :     
                   
     á  رواه مسلم â     إنَّمَا بُعثْتُ لأَُ تْمّمَ مَكَا رمَ الأَ خْلاَ ق          
Artinya : “Sesungguhnya aku diutus tiada lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia[3]
    
Makna hadist ini sudah jelas, tujuannya sudah dapat dimengerti oleh umat muslim. Namun yang terpenting dibalik hadist ini adalah, memformulasikan sistem, metode, atau cara yang harus ditempuh oleh para penanggung jawab pendidikan dalam meneruskan misi risalah, yaitu menyempurnakan keutamaan akhlak. Dan banyak lagi hadist yang memiliki konotasi pedagogis, baik mengenai metode, materi, orientasi, dan lain sebagainya.
Rasulullah Muhammad s.a.w. juga seorang pendidik, yang telah berhasil memebentuk masyarakat rabbaniy, masyarakat yang terdidik secara Islami. Robert L. Gullick, Jr. dalam bukunya Muhammad the educator, sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rahmat, menulis :
“Muhammad betul-betul seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan kesetabilan yang mendorong  perkembangan budaya Islam, suatu revolusi sejati yang memiliki tempo tidak tertandingi, dan gairah yang menantang. Hanya konsep pendidikan yang paling dangkalah yang berani menolak keabsahan meletakan Muhammad diantara pendidik-pendidik besar sepanjang masa, karena, dari sudut pragmatis, seorang yng mengangkat prilaku manusia adalah seorang pangeran diantara seorang pendidik”.
Jadi jelas, bahwa perkataan, perbuatan, ketepatan, dan sifat Rasulullah s.a.w. sarat dengan pendidikan.

3. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
a.     UUD 1945, Pasal 29.
Ayat 1 berbunyi : “Negara berdasaarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Ayat 2 berbunyi  : “Negara menjaminin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadaah menurut agamanya dan kepercayan itu….”
Pasal 29 uud 1945 ini di berikan jaminan kepada warga Negara Republik Indonesia untuk memeluk agama dan  beribadah sesuai agama yang di peluknya bahkan mengadakan kegiatan yang dapat menjunjung bagi plaksanaan ibadat.  Dengan demikian  pendidikan Islam yang searah dengan bentuk ibadat yang di yakininya diizinkan dan dijamin oleh Negara.

b.    GBHN.
Dalam GBHN Tahun 1993 Bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap tuhan yang Maha Esa No.   22 di sebutkan:
“Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha Esa makin di kembangkan sehingga terbina kualitas keimanan dan  ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kualitas kerukunan antar umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh kesatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun masyarakat.”
Memperhatikan GBHN Tahun  1993 tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa kehidupan kedamaian termasuk (di dalamnya agam Islam),  supaya semakin di kembangkan dalam kehidupan masyarakat.   Sedangkan untuk mengembangkan keagamaan itu sangat di perlukan pelaksanaan pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan Islam.

c.     UU No.2 Tahun 1989.
(1).      Pasal  11 Ayat 1 disebutkan:
“Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum,  pendidikan kejuruan,  pendidikan luar biasa, pendidikan kedinas, pendidikan keagaman, pendidikan akademik, dan pendidikan professional.”
(2).      Pasal 11 Ayat 6 disebutkan:
“ pendidikan keagaman merpupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasa pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.”
 Sedangkan dari Undang-Undang  No. 2 Tahun 1989 ini dapat di simpulkan bahwa pendidikan keagaman bermaksud mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan perannya sebagai pemeluk agama yang benar-benar memadai. Di antara syarat dan prasyarat agar peserta didik dapat menjalankan peranannya dengan baik  diperlukan pengetahuan Ilmu pendidikan Islam. Mengingat ilmu ini tidak hanya menekan pada segi teoritis saja, tetapi juga peraktis, Ilmu Pendidikan Islam termasuk ilmu praktis maka peserta didik di harapkan dapat menguasai ilmu tersebut secara penuh baik teoritis maupun peraktis, sehingga ia benar-benar mampu memainkan pranannya dengan tepat dalam hidup dan kehidupan.

C.      Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Dibawah ini akan kami uraikan beberapa hal atau segi yang berkaitan dengan agama dan sekaligus untuk memperjelas peran agama dalam kehidupan manusia, secara lebih khusus dalam kaitannya sebagai dasar atau landasan pendidikan.
1.      Agama sebagai fitrah/ cirri khas manusia
Manusia di lahirkan  kedunia ini dengan membawa bermacam-macam fitrah/naluri. Fitrah-fitrah tersebut antara lain adalah fitrah beragama, fitrah social, fitrah ingin tahu, fitrah mempertahankan hidup dan mempertinggi taraf hidup, fitrah melanjutkan jenis, fitrah ingin senang, selamat, bahagia, fitrah ingin keadilan, fitrah mempentingkan diri sendiri dll. Dari sekian banyak fitrah tersebut, yang merupakan cirri khas manusia dan membedakanya dengan hewan adalah fitrah beragama. Naluri keagamaan adalah satu-satunya hal yang merupakan batas pemisah antara makluk Tuhan yang di sebut manusia dan hewan.  . Sehingga menurut fitrahnya manusia percaya adanya Tuhan yang menciptakan alam, meskipun tidak sama dalam menyebutkan nama-Nya dan dalam menggambarkan sifat-sifat yang di miliki-Nya.

2.      Agama sebagai makanan rohani
Dalam hal ini, agama dan ilmu pengetahuan sudah mengakui bahwa manusia itu terdiri dari jasmani dan rohani, serta jasmani dan rohani itu mempunyai asal kejadian yang berbeda. Karena itu mestilah mereka mempunyai bahan makanan atau bahan pengambangan yang berbeda pula. Dalam hal ini, beragama secara intrinsik dapat menunjang kesehatan jiwa (rohani).

3.      Agama sebagai penentang batin
Alloh SWT secara tegas menyatakan bahwa rohani itu hanya akan tentram kalau sudah iman dan selalu mengingat tuhan. Beriman dan mengingat tuhan hanyalah dapat di lakukan dengan beragama. Selama manusia memiliki naluri cemas dan mengharap, selama itu pula ia beragama, dan tentu saja tidak ada obat yang lebih manjur terhadap kegelisahan dan kekhawatiran selain kepercayaan kepada Tuhan.

4.      Agama sebagai sumber kebahagiaan
Hamka dalam bukunya Tasawuf Modern mengatakan bahwa salah atu jalan untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan beragama.
Menurut Al Qur’an bahagia itu adalah berkehidupan yang baik di dalam segala bidangnya di serati oleh ketentraman dan kegembiraan karena mentaati aturan Alloh dan Rosul-Nya. Oleh karena itu, agama islam adalah sumber kebahagiaan bagi manusia dan merupakan satu-satunya jalan untuk menggapai kebahagiaan itu.

5.      Agama sebagai sumber kebenaran
Kebenaran dari Alloh itu terbagi menjadi dua bagian yaitu sunatulloh dan kebenaran dinulloh Jadi bagi manusia berlaku kedua hokum tersebut, sebab manusia terdiri dari jasmani dan rohani.Tetapi dalam hal mematuhi hukum agama, manusia karena akalnya mungkin patuh dan mungkin juga ingkar.
Agama mempunyai beberapa fungsi dan peranan dalam kehidupan ini, yang tidak mampu di perankan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagaimana yang di tegaskan oleh murtadha Mutohary, bahwa:
a.    Ilmu mempercepat anda samapi ke tujuan, agama menentukan arah yang di tuju.
b.     Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkungannya, dan agama menyesuaikan dengan jati dirinyan .
c.    Ilmu hiasan lahir, dan agama hiasan batin.
d.    Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi jalan, dan agama memberikan harapan dan dorongan bagi jiwa.
e.    Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai dengan “bagaimana”, dan agama menjawab pertanyaan yang dimulai dengan “mengapa”.
f.     Ilmu tidak jarang mengeruhkan pikiran, sedangkan agama selalu menerangkan jiwa pemeluknya.
Jadi, jelaslah bahwa peran agama dalam kehidupan manusia dapat ditinjau dari beberapa segi,antara lain agama sebagai fitrah/cirri khas manusia, agama sebagai makanan rohani, agama sebagai  penentram batin, agama sebagai sumber kebahagiaan, dan agama sebagai sumber kebenaran.Dan disinilah sebenarnya posisi yang paling mendasar mengapa agama dijadikan sebagai landasan pendidikan.Agama memberikan dan mengarahkan fitrah manusia, memenuhi kebutuhan batin/rohani manusia, dan agama menuntun kepada kebahagiaan dan menunjukkan kebenaran.Hal itu semua boleh jadi tidak akan bisa terwujud tanpa adanya proses pendidikan.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Landasa agama dalam pendidikan mempunyai tujuan agar seluruh proses dan hasil dari suatu pendidikan dapat mempunyai manfaat bagi kehidupan.Tujuan yang hendak dicapai adalah adanya tindakan kependidikan dapat dinilai ibadah, sebab ibadah merupakan aktualisasi diri yang paling ideal dalam pendidikan.
Agama dijadikan sebagai landasan dalam pendidikan karena agama memberikan dan mengarahkan fitrah manusia, memenuhi kebutuhan batin/rohani manusia, dan agama menuntun kepada kebahagiaan dan menunjukkan kebenaran.
Ilmu pengetahuan memang sangat dibutuhkan oleh manusia, sebab dengan modal ilmu pengetahuan menjadikan manusia semakin kritis dalam menanggapi signal-signal yang diisyaratkan alam semesta.Dengan ilmu pengetahuan manusia dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan ajaran-ajaran agama.Hal itu semua boleh jadi tidak akan bisa terwujud tanpa adanya proses pendidikan.Ilmu dan agama sangat berkaitan erat, sehingga tepatlah apa yang dikatakan Albert Einstein bahwa “Ilmu tanpa agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah buta”.

B.       Saran
Dalam makalah yang sedikit ini tentunya banyak kekurangan yang ada untuk memahami tentang landasan agama dalam pendidikan, untuk itu bagi pembaca untuk lebih memperkaya pemahaman dengan membaca referensi-referensi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Maunah, Binti.2009. Landasan Pendidikan.Yogyakarta: Teras.
Munarji. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT.Bina ilmu.
Munib,1985. Memahami Kata & Istilah agama. Surabaya : Darussagaff


[1] http:/ Staraji. Wordpress.com/wp-admin/
[2] http:/ Staraji. Wordpress.com/wp-admin/
[3] ibid

1 comment:

  1. The Orleans Casino - Mapyro
    Mapyro of the 여수 출장마사지 Orleans Casino 남양주 출장샵 with Mapyro of the Orleans 원주 출장샵 Casino in Livingston, LA. 포항 출장샵 Address: 4111 N. 목포 출장마사지 V. V., St. Louis, Louisiana. Mapyro.

    ReplyDelete