BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, perlu ada perhatian secara khusus dari
berbagai aspek. Aspek tersebut meliputi profesionalisme guru, perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik, tujuan pendidikan dan pengajaran, program pendidikan
dan kurikulum, perencanaan pengajaran, strategi belajar mengajar, media
pembelajaran.
Media
pembelajaran memiliki bermacam-macam bentuk dan fungsinya, LKS atau lembar
kerja siswa merupakan salah satu media cetak yang digunakan sebagai pedoman di
dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik
dalam kajian tertentu. Kebanyakan LKS yang ada di sekolah atau institusi
pendidikan hanya LKS yang memindah sebuah jawaban dari materi yang terurai pada
awal halaman. Lembar Kerja Siswa semacam ini tidak efisien dan kurang baik
terhadap proses pembelajaran siswa, karena peserta didik hanya terpaku pada
sebuah uraian dalam LKS tanpa menganalisa sebuah problem atau soal, Sehingga
dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan
hasil belajar. Dalam situasi yang modern saat ini banyak media selain LKS yang
lebih dapat mempermudah dan dapat cepat diterima oleh peserta didik. Tetapi,
bukan berarti media LKS tidak dapat digunakan oleh karena media-media yang
lebih canggih seperti media audio visual, dll.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi LKS?
2.
Apakah manfaat dan fungsi LKS?
3.
Bagaimana prosedur penyusunan LKS?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Mengetahui definisi LKS
2.
Mengetahui manfaat dan fungsi
LKS
3.
Mengetahui prosedur penyusunan
LKS
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut
Dhari dan Haryono (1988) yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah
lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang
terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan
kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan
– pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan.
Jadi,
Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang digunakan
peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas
yang dikerjakan oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik. Prinsipnya lembar kerja siswa adalah tidak dinilai sebagai dasar
perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan
tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Mengandung
permasalahan (problem solving) sehingga siswa dapat mengembangkan pola pikir
mereka dengan memecahkan permasalahan tersebut. Lembar kerja siswa merupakan
bahan pembelajaran cetak yang yang paling sederhana karena komponen isinya
bukan pada materi ajar tetapi pada pengembangan soal-soalnya serta latihan. LKS
sangat baik dipergunakan dalam rangka strategi heuristik maupun ekspositorik.
Dalam strategi heuristik LKS dipakai dalam metode penemuan terbimbing,
sedangkan dalam strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan
pengembangan.. Selain itu LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas
siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Peran
LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan,
sikap dan ketrampilan pada siswa. Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar
lebih optimal, memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan,
memberi penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah. (Dhari dan Haryono,
1988)
Adapun
bagi siswa penggunaan LKS menurut Dhari dan Haryono (1988) bermanfaat untuk:
1.
Meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
2.
Melatih dan mengembangkan ketrampilan proses pada siswa
sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan.
3.
Membantu memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melalui kegiatan tersebut.
4.
membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari
melalui kegiatan belajar siswa secara sistematis.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan bahan pembelajaran cetak terutama
lembar kerja siswa adalahpada pengembangan GBPP bahan ajar cetak yang telah
dikembangkan sebelumnya, terutama pada analisis kompetensi sampai pada
insikator ketercapaiannya. Pengembangan indikator dalam GBPP haruslah
benar-benar mewakili standart kompetensi dan kompetensi dasarnya,karena
nantinya indikator ini yang akan dijadikan panduan dalam membuat soal. Materi
yang ada di dalam lembar kerja siswa merupakan hanya sebuah ringkasan saja
tetapi sudah mencangkup tentang apa yang akan dimengerti oleh siswa.
Latihan
dan soal-soal yang dikembangkan harus menggunakan berbagai bentuk dan teknik
yang beraneka ragam sehingga tidak membosankan. Harus dicantumkan pula bagaimana
langkah-langkah pengerjaanya jika soal tersebut berbentuk esai ataupun
penugasan. Macam- macam lembar kerja siswa dibagi menjadi dua yaitu LKS terbuka
dan LKS tertutup.
a.
LKS tertutup, lembaran kegiatan siswa yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas secara teratur dan sistematis. Contohnya, biasanya
setelah guru menyampaikan materi maka siswa diberikan lembar kerja yang harus
diselesaikan oleh peserta didik, guru bisa menggunakan lembar kerja siswa
tertutup ini
b.
LKS terbuka, yaitu lembar kegiatan siswa yang di dalamnya
tidak terikat dengan aturan-aturan. Jadi, siswa disuruh menyelesaikan masalah
yang ada di dalam LKS ini dengan caranya sendiri beserta dengan petunjuk guru.
Komponen-
komponen LKS sebagai berikut :
1.
Kata pengantar
2.
Daftar isi
3.
Pendahuluan ( berisi analisis / daftar dari tujuan
pembelajaran dan indikator ketercapaian berdasarkan hasil analisis dari GBPP)
4.
Bab 1 berisi tentang ringkasan materi/penekanan materi dari
pokok bahasan tersebut.
5.
Lembar kerja : berisi berbagai soal ataupun penugasan yang
akan dikerjakan oleh siswa
6.
Bab 2 berisi tentang ringkasan materi/penekanan materi dari
pokok bahasan tersebut.
7.
Lembar kerja dst.
8.
Daftar pustaka
B. Manfaat
dan Fungsi Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Peran LKS sangat besar dalam proses
pembelajaran karena dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan
penggunaannya dalam pembelajaran geografi dapat membantu guru untuk mengarahkan
siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri. Disamping itu
LKS juga dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa
dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Manfaat secara umum adalah sebagai
berikut :
a.
Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran
b.
Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar
c.
Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah
informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistimatis.
d.
Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi
yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar
e.
Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang
konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
f.
Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangka
keterampilan proses, dan
g.
Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep
Adapun
manfaat secara khusus sebagai berikut :
a. Untuk tujuan latihan
Siswa diberikan serangkaian
tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk
memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.
b. Untuk menerangkan penerapan
(aplikasi)
Siswa dibimbing untuk menuju suatu
metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian
soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian
soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran kerja ini dapat digunakan
sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana siswa dapat memeriksa
sendiri jawaban pertanyaan itu.
c. Untuk kegiatan penelitian
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan
data tertentu, kemudian menganalisis
data tersebut. Misalnya dalam penelitian statistika.
d. Untuk penemuan
Dalam lembaran kerja ini siswa
dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari
situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan.
Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana.
e. Untuk penelitian hal yang bersifat
terbuka
Penggunaan lembaran kerja siswa ini
mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu.
Fungsi
Lembar kerja siswa ( LKS ) dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang,
yaitu :
a.
Dari sudut pandang peserta didik, fungsi LKS sebagai sarana
belajar baik di kelas, di ruang praktek, maupun di luar kelas. Sehingga siswa
berpeluang besar untuk mengambangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih
ketrampilan, memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk mendapat
perolehannya.
b.
Dari sudut pandang guru, melalui lembar kerja siswa dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode
membelajarkan siswa, dengan kadar keaktifan peserta didik yang tinggi. LKS
merupana salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKS banyak
digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa. Karena dengan LKS siswa akan
merasa diberi tanggung jawab moril untuk menyelesaikan suatu tugas dan merasa
harus mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh
terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut. Guru tidak memberi jawaban
akan tetapi siswa diharapkan dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah yang
ada dalam LKS tersebut dengan bimbingan atau petunjuk dari guru.
Karakteristik
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.
LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan
kegiatan-kegitan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa
lakukan.
2.
Merupakan bahan ajar cetak.
3.
Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu
luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau
dilakukan oleh peserta didik.
4.
Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar,
pendahuluan, daftar isi, dll.
C. Prosedur penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam pembuatan lembar kerja siswa
perlu diperhatikan beberapa syarat dan hal-hal yang penting, diantaranya
sebagai berikut :
a.
Mempunyai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan GBPP, AMP,
dan buku pegangan/paket, mengandung proses dan kemampuan yang dilatih, serta
mengutamakan bahan-bahan yang penting.
b.
Tata letak harus dapat menunjukkan urutan kegiatan secara
logis dan sistematis, menunjukan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal
sampai akhir, serta desainnya menarik dan indah.
c.
Susunan kalimat dan kata-kata memenuhi kriteria berikut :
sederhana dan mudah dimengerti, singkat dan jelas, istilah baru hendaknya
diperkenalkan, serta informasi / penjelasan yang panjang hendaknya dibuat dalam
lembar catatan peserta didik.
d.
Gambar ilustrasi dan skema sebaiknya membantu peserta didik,
menunjukkan cara, menyusun, dan merangkai sehingga membantu anak didik berpikir
kritis.
Agar
lebih spesifik lagi pembahasan tentang cara pembuatgan Lembar Kerja Siswa (LKS)
maka diklasifikasikan sebagai berikut :
a.
Syarat didaktik, Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai salah satu
bentuk sarana berlangsungnya proses belajar- mengajar haruslah memenuhi
persyaratan didaktik, artinya suatu LKS harus mengikuti asas belajar-mengajar
yang efektif, yaitu : memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS
yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang
sedang maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep
sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari
tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa,
dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika
pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan
pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh
materi bahan pelajaran.
b.
Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi
adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat,
kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat
guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang
sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat
yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan
peserta didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada
buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan, peserta didik menyediakan
ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada peserta didik untuk menulis
maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek,
lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam
menangkap apa yang diisyaratkan LKS, memiliki tujuan belajar yang jelas serta
manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas untuk
memudahkan administrasinya.
c. Syarat teknis, dari segi teknis
memiliki beberapa pembahasan yaitu:
1. Tulisan
Menggunakan huruf cetak dan tidak
menggunakan huruf latin atau romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar,
bukan huruf biasa yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata
dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan
jawaban peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan
besarnya gambar serasi.
2. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah
yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada
penguna LKS. Yang lebih penting adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu
secara keseluruhan.
3. Penampilan
Penampilan adalah hal yang sangat
penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata,
kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal
ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik.
Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya
atau isinya tidak akan
sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dan
tulisan.
Uraian di atas merupakan syarat
khusus pembuatan lembar kerja siswa, jika sudah terpenuhi maka melangkah pada
syarat umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKS
1. Melakukan analisis kurikulum baik SK, KD, indikator, maupun materi pokok.
2. Menyusun peta kebutuhan lembar kerja
siswa yaitu pembuatan LKS harus membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu
guna mengetahui materi/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS tersebut sehingga akan lebih mudah dalam
pelaksanaannya.
3. Menentukan judul LKS dan menulis LKS
dengan buku paduan yang jelas.
4. Mencetak lembar kerja siswa dan
menentukan lembar penilaian.
Kelebihan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Guru dapat menggunakan lembar kerja siswa sebagai media
pembelajaran mandiri bagi peserta didik.
2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3. Praktis dan harga cenderung
terjangkau tidak terlalu mahal.
4. Materi didalam LKS lebih ringkas dan
sudah mencakup keseluruhan materi,
5. Dapat membuat siswa berinteraksi
dengan sesame teman.
6. Kegiatan pembelajaran menjadi
beragam dengan LKS.
7. Sebagai pengganti media lain ketika
media audio visual misalnya mengalami hambatan dengan listrik maka kegiatan
pembelajaran dapat diganti dengan media LKS.
8. Tidak menggunakan listrik sehingga
bisa digunakan oleh SD di pedesaan maupun di perkotaan.
Kekurangan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Soal-soal yang tertuang pada lembar
kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu.
2. Adanya kekhawatiran karena guru
hanya mengandalkan media LKS tersebut serta memnfaatkannya untuk kepentingan
pribadi. Misalnya siswa disuruh mengerjakan LKS kemudian guru meninggalkan
siswa dan kembali untuk membahas LKS itu.
3. LKS yang dikeluarkan penerbit
cenderung kurang cocok antara konsep yang akan diajarkan dengan LKS tersebut.
4. LKS hanya melatih siswa untuk
menjawab soal, tidak efektif tanpa ada sebuah
pemahaman konsep materi secara benar.
5. Di dalam LKS hanya bisa menampilakan
gambar diam tidak bisa bergerak, sehingga siswa terkadang kurang dapat memahami
materi dengan cepat.
6. Media cetak hanya lebih banyak
menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif, jarang menekankan pada emosi
dan sikap.
7. Menimbulkan pembelajaran yang
membosankan bagi siswa jika tidak dipadukan dengan media yang lain.
Cara
mengatasi kekurangan dalam penggunaan lembar kerja siswa.
1. Guru di harapkan membuat LKS yang memiliki
soal-soal yang beragam, sehingga soal-soal yang ada tidak kebanyakan terulang-ulang.
2. Peningkatan kualitas professional
guru perlu dan juga peningkatan kesadaran seorang guru sebagai pendidik.
3. Disekolah sebaiknya tidak terpaku
dengan LKS yang dikeluarkan oleh penerbit tetapi diharapkan dengan
keprofesionalan guru dapat membuat lembar kerja siswa yang lebih bermutu tinggi
dari pada yang dikeluarkan penerbit.
4. Untuk menghindari siswa yang hanya
dilatih untuk mengerjakan soal sebaiknya guru mempunyai buku pegangan selain
LKS dan didalam LKS tidak hanya soal-soal yang wajib dikerjakan oleh siswa
tetapi sejumlah kegiatan-kegiatan lapang untuk peserta didik juga perlu.
5. Guru bisa memadukan antara media
cetak dengan media-media yang menunjang, misalnya audio-visual kalau ada.
6. Menambah kagiatan – kegiatan yang
menstimulus siswa untuk aktif baik bertanya kepada guru maupun menjawab
pertanyaan guru.
7. Untuk menghindari kebosanan guru
sebaiknya menggabung media satu dengan yang lain. Ataupun menambah sebuah
kegiatan diluar kegiatan yang ada pada LKS tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan
pembahasan-pembahasan pada makalah di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Media cetak berupa LKS merupakan bahan pembelajaran cetak
yang dikemas dengan hanya menekankan pada latihan, tugas dan soal.
2. Lembar kerja siswa memiliki komponen dan karakteristiknys
sesuai dengan media pembelajarannya.
3. Implementasi pendekatan ketrampilan
proses menggunakan LKS mampu memberikan hasil belajar yang lebih baik, terlebih
lagi jika media cetak seperti LKS dipadukan dengan media-media pembelajaran
lain yang menunjang.
4. Media LKS memiliki kelebihan dan
kekurangan. Tetapi kekurangan itu dapat diatasi oleh seorang guru meskipun
tidak sepenuhnya teratasi.
5. Penerapan pendekatan ketrampilan
proses pada mata pelajaran terbukti lebih meningkatkan hasil belajar siswa
serta lebih membekali siswa dengan sejumlah ketrampilan proses belajar,
sehingga akan lebih meningkatkan aspek nilai afektif siswa selama pembelajaran
berlangsung.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan dapat
menjadi panduan dalam menggunakan lembar kerja siswa. Disamping itu guru
hendaknya mampu menciptakan kreatifitas dalam pembelajaran, sehingga pelajaran
akuntansi menjadi lebih menyenangkan serta mampu meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Usman,
Moh Uzer dan Lilis setyawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sardiman.
1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.
Dhari,
HM. dan Dharyono, AP. 1988. Perangkat Pembelajaran. Malang: Depdikbud.
Sungkono dkk. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sungkono dkk. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Siddiq,
M. Djauhar, dkk. 2009. Pengembangan Bahan Pembalajaran SD. Jakarta.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Darliana.
1991. Metode Pembelajaran Ketrampilan Proses. Jakarta: Depdikbud.
No comments:
Post a Comment