BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPUTUSAN STRATEGI
Keputusan adalah suatu reaksi
terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara
menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama
konsekuensinya(di sadur dari kamus besar bahasa indonesia).Setiap keputusan
akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua
bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang
harus dilakukan.
Keputusan strategik merupakan salah satu tanggung jawab utama pucuk
pimpinan organisasi. Organisasi memerlukan wahana untuk merealisasikan misi dan
visinya, dan wahana itu adalah disain organiasi. Kekeliruan di dalam mendisain
organisasi akan membawa organisasi ke tempat lain selain tujuan yang telah
ditetapkan dan disepakati. Textbook strategic management mengajarkan bahwa
disain organisasi seharusnya mendukung usaha organisasi merealisasikan
cita-cita yang telah dituangkan dalam misi dan visi yang selanjutnya dirinci dalam
rencana strategik (Strategic Plan), rencana taktis (Tactical Plan) dan rencana
operasional (Operational Plan). Secara berurutan, semakin ke arah rencana
operasional, rencana yang dibuat semakin rinci hingga penentuan apa yang
seharusnya dikerjakan oleh seorang individu di dalam organisasi.
Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat
berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah.Keputusan-keputusan strategik akan
diambil oleh pimpinan puncak berdasarkan suatu analisa strategis yang bertolak
dari kesadaran, kecerdasan dan akal untuk mengubah keadaan sesuai dengan
perubahan faktor eksternal dan internal.
Untuk menggerakkan perubahan itu, maka kepemimpinan harus memiliki keterampilan
yang berkaitan dengan hal-hal mengintreprestasikan hasil analisa SWOT
kedalam tingkat-tingkat interpensi dalam melaksanakan arah perubahan
dimasa depan yang meliputi 1) arah yang mempengaruhi organisasi dan sistem
secara menyeluruh seperti pengembangan visi dan misi, tujuan, sasaran dan
strategi ; 2) yang mempengaruhi SBU (strategik bisnis unit) seperti pembentukan
bisnis unit, reposisi binis unit; 3) yang mempengaruhi peringkat unit
fungsional.
B. TAHAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
“Dalam realitanya pemimpin
seringkali dihadapkan dalam pada dilemma bahwa pilihan yang manapun yang di
pilih semuanya tetap salah, namun walau pun demikian keputusan harus tetap di
ambil”[1]
Maka di perlukan tahap-tahap sebagai
berikut
1. Tahap
Masukan
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data,
tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini
data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data
eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti analisis
pasar,analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis
pemerintah,analisis kelompok kepentingan tertentu. Sedangkan data internal
dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti laporan keuangan
(neraca, Laba-rugi, cash-flow, struktur pendanaan), laporan kegiatan sumber
daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji,
turn-over), laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran.Dalam evaluasi
faktor strategis yang digunakan pada tahap ini adalah model Matrik Faktor
strategisEksternal dan Matrik Faktor Strategi Internal
2.
Tahap Analisis
Setelah
mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan
perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut
dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Dalam hal ini digunakan
model matrik TOWS atau matrik SWOT dan matrik
internal-eksternal.
·
Matrik TOWS atau SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara
sistematika untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi,dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian perencana strategi (strategic planner) harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis
Situasi[2].
Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisa SWOT.Matrik ini
dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.
· Matrik
Internal-Eksternal (IE)
Parameter yang digunakan dalam matrik
internal-eksternal ini meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan
pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
3.
Tahap
Pengambilan Keputusan
Setelah
tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya
disusunlah daftar prioritas yang harus
di-implementasikan. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM
) merupakan teknik yang secara obyektif dapat menetapkan
strategi
alternatif yang diprioritaskan. Sebagai suatu teknik, QSPM memerlukan good
intuitive judgement.
B. MEMBANGUN MODEL STRATEGI DALAM
PERSFEKTIF MANAJEMEN
1.
Strategi Pemberdayaan Diri.
Strategi pemberdayaan diri didekati dengan sistem sebagai seperangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas,
sehingga didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi berpikir, belajar, bekerja
dalam mewujudkan keputusan strategik.Dalam sub-sistem strategi pemberdayaan
berpikir mencari jalan keluar agar setiap individu memerlukan peningkatan
kemampuan berpikir metodis dan non metodis dengan melibatkan semua pihak agar
mereka memiliki keinginan menjangkau dalam berpikir intuitif yang mengarah
kepada persfektif, berpikir rencana jangka panjang yang mengarah pemahaman
posisi dan berpikir rencana jangka pendek yang mengarah kepada
performansi.Dalam sub-sistem strategi pemberdayaan belajar mencari jalan keluar
keluar agar setiap individu mendapatkan daya dorong belajar kemauan sendiri,
kemauan organisasi dan masyarakat.
2.
Strategi Membangun Komitmen
Strategi membangun komitmen didekati dengan sistem sebagai seperangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas, sehingga
didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi bawahan, pemimpin dan
organisasi dalam mewujudkan keputusan strategik
Dalam sub-sistem strategi membangun komitmen bawahan mencarijalan keluar
bagaimana dapat memberikan
motivasi kepada setiap individu
dalam mengkomunikasikan apa arti keberadaannya
dalam organisasi dan apa
yang dapat dibe-rikannya dalam berkarya
sehingga timbul komitmen dari lubuk
hatinya sendiri, bukan timbul yang dipaksakan.Dalam
sub- sistem strategi membangun
komitmen pimpinan mencari jalan keluar dalam bentuk keteladanannya dalam
komitmen, sehingga dengan kemampuan ia dapat
menunjukkan komitmen dalam mencari
kesempatan kedalam tantangan proses, mengerakkan kreativitas
individu dan kelompok menjadi inovasi organisasi, mendorong
bawahan bertindak, menjadi penunjuk jalan dan memberikan motivasi
sebagai daya dorong bagi bawahannya
3.
Strategi Membangun Kolaborasi
Strategi membangun kolaborasi didekati dengan sistem sebagai seperangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas, sehingga
didalamnya terdapat sub-sub sistem strategi budaya, proses dan struktur
dalam
mewujudkan keputusan strategik Dalam sub-sistem strategi membangun
budaya mencari jalan keluar dalam membentuk
kesamaan berpikir kedalam norma, nilai, wewenang dan ganjar yang dijadikan
landasan bersikap dan berperilaku sebagai budaya kolaboratif
Dalam sub-sistem strategi membangun proses mencari jalan keluar kedalam
proses kerja tim
sebagai jenis khas kelompok kerja dimana tim harus diorgani-sasikan dan
dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya oleh tim
profesional sebagai tim kerja koloboratif Dalam sub-sistem strategi membangun
struktur mencari jalan keluar kedalam struktur yang fleksibel dan mudah
dikontrol dalam mengelola sumber-daya yang tersedia sebagai struktur
kolaboratif. Wujud membangun kolaborasi mengkomunikasikan langkah-langkah untuk
memberikan segala sesuatu yang dapat memahami sebagai daya dorong dalam membuka
diri.
C. TUJUAN, EFEKTIFITAS, DAN EFISIENSI
STRATEGI
1.
Tujuan
Dan Strategi
Tujuan pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang
ingin dicapai dalam jangka panjang; seperti bertahan hidup, keamanan dan
memaksimalkan profit.Sasaran lebih nyata yaitu pencapaian hal-hal yang penting
untuk mencapai tujuan. Mencapai sasaran akan lebih mendekatkan pada tujuan.
Sasaran pada umumnya lebih spesifik dan harus dapat diukur dan biasanya
mencakup kerangka target dan waktu. Hubungan antara tingkat akhir (tujuan &
sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah.
Keberadaan strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran
harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia.
2.
Efektifitas,
Efisiensi, Dan Strategi
Strategi memperhatikan hubungan antara pelaku (orang yang melakukan tindakan)
dengan dunia luar. Strategi menyebutkan satu persatu hubungan penyebab dan
hasil antara apa yang dilakukan pelaku dan bagaimana dunia luar menanggapinya.
Strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang diinginkan.
Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa stratejik tidak statis
melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya
tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil
oleh pelaku dan sepenuhnya berada di bawah pengawasan pelaku. Kebalikan dari
stratejik, taktik adalah internal dan kriteria yang digunakan bukanlah
keefektifan melainkan efisiensi.
Untuk mencapai semua
paparan diatas maka kiranya sangat di butuhkan pemimpin yang sehat,cerdas,jujur,berpendidikan,dan
berpengalaman[3]
BAB III
KESIMPULAN
Keputusan
strategik merupakan salah satu tanggung jawab utama pucuk pimpinan organisasi.
Organisasi memerlukan wahana untuk merealisasikan misi dan visinya, dan wahana
itu adalah disain organiasi. Kekeliruan di dalam mendisain organisasi akan
membawa organisasi ke tempat lain selain tujuan yang telah ditetapkan dan
disepakati. Textbook strategic management mengajarkan bahwa disain organisasi
seharusnya mendukung usaha organisasi merealisasikan cita-cita yang telah
dituangkan dalam misi dan visi yang selanjutnya dirinci dalam rencana strategik
(Strategic Plan), rencana taktis (Tactical Plan) dan rencana operasional
(Operational Plan). Secara berurutan, semakin ke arah rencana operasional,
rencana yang dibuat semakin rinci hingga penentuan apa yang seharusnya dikerjakan
oleh seorang individu di dalam organisasi.
Proses penyusunan strategis dilakukan dengan melalui tiga tahap
analisis,yaitu tahap masukan, tahap analisis, dan tahap keputusan Tahap akhir
analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan diambil. Keputusannya
didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif,
terstruktur maupun tidak terstruktur, sehingga dapat diambil keputusan yang
signifikan dengan kondisi yang ada.. Untuk jelasnya, proses penyusunan
perencanaan strategis dapat dilihat pada kerangka formulasi strategis
DAFTAR PUSTAKA
Nanang,fatah,2011. Landasan manajemen pendidikan,bandung,2011
Sulistiyorini,2009.Manajemen
pendidikan islam,teras,yogyakarta,2009.
Djanahar,
Irwan, 2001. Pengantar Kuliah Manajemen Strategi – Analisa dan Pemilihan Strategies. Magister
Manajemen Program Pasca Sarjana USU, Medan 2001
Kuntoro,
Mangkusubroto, Trisnadi, Listiarini, C. 1987. Analisa keputusan “Pendekatan Sistem
dalam Manajemen Usaha dan Proyek”, ITB, Ganeca Exact Bandung, Cetakan
ke IV, Maret 1987
Rangkuty,
Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan Kedua, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka, Jakarta, 1997.
No comments:
Post a Comment